BUDIDAYA TEMU LAWAK
1. PENDAHULUAN
Temulawak merupakan tanaman asli Indonesia.
Pulau Jawa, Bali dan Maluku disebut-sebut
daerah asli tanaman ini. Namun saat ini temulawak sudah menyebar ke seluruh
kepulauan di Indonesia dan
telah di budidayakan di Malaysia,
Philipina, Thailand
serta India.
Temulawak sangat bermanfaat bagi
kesehatan, antara lain untuk menambah nafsu makan, memperbaiki fungsi
pencernakan, fungsi hati, mengurangi nyeri sendi dan tulang, menurunkan lemak
darah, menghambat penggumpalam darah dan sebagai antioksidan.
Temulawak juga merupakan salah satu
bahan baku
untuk produk-produk herbal, suplemen diet, minuman kesehatan dan kosmetik.
Untuk menghasilkan produk temulawak
yang bermutu dan mempunyai daya saing yang tinggi diperlukan benih yang
bermutu. Ciri-ciri benih temulawak yang bermutu : ditandai
dengan kadar pati yang tinggi, yaitu
apabila dipotong melintang warna daging terhlihat cerah, kulit rimpang licin
tidak berkerut, mengkilat dan tidak mudah terkelupas, rimpang bernas dan sehat.
Temulawak dapat tumbuh subur
pada ketinggian tempat
dari 100 – 600m dpl, pada jenis
tanah: latosol, andosol, podsolik dan regosol dengan tekstur tanah liat
berpasir hingga liat dan struktur tanah yang gembur dan subur. Untuk keasaman
tanah tanaman temulawak sangat cocok dengan pH 5,0 – 6,5. Curah hujan 1500
-4000 mm dengan suhu 19 – 30° dan kelembaban udara 70 - 90%. Tanaman temulawak
juga merupakan tanaman yang membutuhkan naungan maksimal 30%. Jadi tanaman
temulawak sangat baik di budidayakan di bawah tegakan.
2. PERSIAPAN LAHAN
Persiapan lahan merupakan rangakaian
mulai dari membersihkan lahan dari gulma dan sisa-sisa tanaman yang dapat
mengganggu pertumbuhan tanaman sampai dengan pembuatan bedengan. Lahan
dicangkul atau dibajak sedalam ± 30 cm sampai struktur tanah menjadi gembur dan
dibuat bedengan sesuai dengan kontur tanah, antar bedengan dibuat parit dengan
lebar 30 - 40 cm dengan kedalaman 30 cm. bedengan dibuat lubang tanam dengan
jarak tanam 50 x 50 cm atau 60 x 60 cm atau
50 x 75 cm dengan kedalaman ± 10 cm.
3. PERSIAPAN TANAM
Bibit temulawak yang akan ditanam
hendaknya dipilih dari : varietas unggul yang teridentifikasi dengan jelas asal
usulnya. Utamakan yang sudah dilepas oleh Mentri Pertanian. Benih harus berasal
dari tanaman yang sehat, label benih sesuai dengan kelas benih yang di
inginkan.
4. PENANAMAN
Penanaman merupakan proses meletakan
bibit ke dalam lubang tanam atau alur yang sudah disiapkan dengan jarak tanam
sesuai dengan yang dipilih. Dengan tujuan agar bibit dapat tumbuh dengan baik
dan seragam. Penanaman sebaiknya dilakukan pada awal musim penghujan, bibit
temulawak di tanam ke lubang tanam yang sudah dibuat sesuai dengan ketentuan
yang dipilih.
5. PEMUPUKAN
Untuk mendapatkan tanaman dengan
pertumbuhan yang bagus tanaman perlu dilakukan pemupukan. Pupuk dasar sebaiknya
di gunakan pupuk organik dan di berikan bersamaan dengan pembuatan lubang tanam
1- 2 minggu sebelum tanam dengan dosis 10 – 20 ton/Ha. Sedangkan pemupukan
susulan dosis dan aplikasinya disesuaikan dengan kebutuhan di masing-masing
lokasi
6. PENGENDALIAN ORGANISME PENGGANGGU
TANAMAN ( OPT )
Pengendalian OPT adalah upaya untuk
mencegah kerugian pada budidaya tanaman temulawak yang diakibatkan oleh
serangan OPT dengan cara menggunakan satu atau lebih teknik pengendalian yang
sesuai. Untuk mengurangi resiko kehilangan hasil serta menjaga kelestarian lingkungan
sebaiknya menggunakan BIOPESTISIDA ( agensia hayati atau nabati ), Air dan
sabun. Biopestisida untuk mengendalikan OPT, air untuk mengencerkan
biopestisida dan sabun mencuci peralatan dan tangan setelah melakukan
pengendalian OPT. Untuk pengendalian OPT yang benar juga harus berdasar dengan
system PHT yang dilandasi dengan prinsip dasar PHT. Penggunaan bibit yang
sehat, penanaman temulawak jangan dilakukan secara tumpang sari dengan keluarga
Zingiberace seperti kunyit, jahe dan sejenisnya karena merupakan inang dari
OPT. Dosis Biopestisida yang digunakan juga harus sesuai dengan anjuran.
7. PEMELIHARAAN TANAMAN
Pemeliharaan tanaman merupakan unsur
yang sangat penting dalam budidaya tanaman temulawak antara lain mencakup : penyulaman,
penyiangan, penyiraman, pemupukan dan pembumbunan. Tujuanya agar tanaman dapat
tumbuh dengan baik dan seragam sehingga produksinya bisa maksimal. Penyulaman dilakukan
apabila ada tanaman yang mati dan dilakukan maksimal umur 1 bulan setelah tanam
dengan umur bibit yang sama. Penyiangan dilakukan saat tanaman berumur 2 sampai
4 bulan atau menyesuaikan dengan kondisi lapangan, dengan cara mencabut rumput
menggunakan koret dan dilakukan dengan hati-hati supaya tidak merusak perakaran
dan rimpang. Penyiraman dapat dilakukan dengan menyesuaikan keadaan. Pemupukan
dilakukan menyesuaikan dengan kebutuhan tanaman. Sedangkan pembumbunan
dilakukan setelah penyiangan dan pemupukan dengan cara memperbaiki saluran
draenase diantara bedengan dengan menaikan tanah dari saluran draenase ke dalam
bedengan.
8. PEMANENAN
Pemanenan adalah kegiatan pengambilan
hasil rimpang dengan cara membongkar seluruh tamanam dengan mengunakan cangkul atau
garpu atau alat lainnya.Temulawak dapat dipanen setelah tanaman berumur 10 – 12
bulan dengan ciri batang dan daun telah mengering. Ciri-ciri temulawak siap
panen : ukuran rimpang besar dan tampak bernas, kulit rimpang tidak mudah
terkelupas / tidak mudah lecet, apabila rimpang di patahkan terlihat berserat
dan beraroma menyengat yang khas ( wangi Aromatis ), warna rimpang kuning
jingga dan mengkilat.
Pemanenan dengan cara menggali tanah
disekitar rumpun, membongkar rimpang dengan garpu atau cangkul atau alat
lainnya, angkat rimpang bersama akar-akarnya dan sisa tanah yang masih melekat
serta dari sisa-sisa batangnya.
9. PASCA PANEN
Pasca panen dilakukan setelah panen
dengan membersihkan rimpang dari tanah yang melekat, sortasi dan penyimpanan.
Penyortiran dengan memisahkan rimpang yang bernas dan sehat dengan rimpang yang
rusak / cacat atau dari jenis rimpang yang lain.Menyimpan rimpang di dalam
gudang yang bersih dengan sirkulasi udara yang baik dan tidak lembab.
Penyimpanan dapat menggunakan rak bertingkat / para-para atau dengan kemasan
berventilasi cukup. Memberi identitas pada setiap kemasan temulawak yang baik.